Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat, telah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi AS atau Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2025 menjadi 1,4%, dari sebelumnya 1,7%.
Jerome Powell, Gubernur The Fed, menyatakan bahwa penurunan perkiraan ini didorong oleh inflasi yang tetap tinggi, meningkatnya angka pengangguran, penurunan belanja konsumen, dan mandeknya ekspansi bisnis.
The Fed memprediksi kenaikan inflasi dalam beberapa bulan mendatang, bahkan situasinya bisa saja memburuk. Inflasi tahunan diperkirakan naik dari 2,7% menjadi 3%.
“Sedangkan secara keseluruhan PDB 2025 diprediksi turun menjadi 1,4% dari sebelumnya 1,7%,”
jelas Jerome Powell saat memberikan keterangan pers setelah rapat The Fed, Rabu (18/6/2025) waktu setempat atau Kamis (19/6/2025) WIB.
Selain itu, The Fed menaikkan perkiraan angka pengangguran tahun menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,4%, dengan mencermati lonjakan jumlah pencari kerja dalam sebulan terakhir.
Menghadapi keadaan ini, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) pada kisaran 4,35% hingga 4,5% pada Juni 2025. Meski demikian, dua kali penurunan suku bunga tetap diproyeksikan di sisa tahun ini.
Powell menjelaskan bahwa keputusan mempertahankan FFR didasarkan pada kemungkinan kenaikan inflasi beberapa bulan mendatang, dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, serta ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.
Menurutnya, tingginya perkiraan inflasi The Fed dipengaruhi oleh tarif impor AS, yang menyebabkan kondisi ekonomi memasuki fase stagflasi akibat bea masuk.
“The Fed akan membuat keputusan yang lebih cerdas, dan kemungkinan akan sampai pada titik di mana pemotongan suku bunga dianggap tepat,”
tutur Jerome Powell.
—