Rupiah Anjlok ke Level Rp16.500 Imbas Kebangkitan Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah anjlok ke level Rp16.500 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (1/8/2025), imbas kebangkitan dolar Amerika Serikat (AS), yang kembali menembus level 100.

Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melemah 0,36% atau 59 poin menjadi Rp16.515 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.456 per dolar AS.

Sementara di pasar offshore, nilai tukar rupiah Forward non-deliverable (NDF) diperdagangkan di level Rp16.526 per dolar AS, pada perdagangan hari ini.

Penguatan dolar AS yang berlanjut menekan rupiah dan mayoritas mata uang Asia. Indeks dolar AS pada perdagangan sesi pagi ini, melesat ke level 100,11.

Mata uang Asia yang tertekan dolar AS, antara lain Dolar Taiwan (-0,53%), Baht Thailand (-0,41%), Won Korea Selatan (-0,4%), Peso Filipina (-0,38%), Ringgit malaysia (-0,34%), Yuan Tiongkok (-0,12%), Yuan Offshore (-0,11%), Dolar Singapura (-0,06%), dan Yen Jepang (0,04%).

Kenaikan dolar AS dipicu kekhawatiran investor terkait tenggat waktu pemberlakuan kebijakan tarif AS, yang akan dimulai pada 1 Agustus 2025.

Presiden AS, Donald Trump, menerapkan tarif 10%-15% untuk negara-negara yang belum mencapai kesepakatan, namun untuk beberapa negara seperti pada Kanada malah dikenai tarif lebih tinggi, yaitu 35%.

Selain itu, investor juga mencermati rilis data Nonfarm Payroll yang mencerminkan kondisi pasar kerja dan berdampak pada prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve.

Sementara dari dalam negeri, rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 tak mampu meredam tekanan dolar AS terhadap rupiah.

Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar ruiah diprediksi masih tertekan dan bergerak di kisaran level Rp16.480 per ddolar AS, hingga Rp116.520 pr ddolar AS.